Lewati navigasi

Ini cerita tentang diriku yang dikatai oleh sepasang pengendara motor yang tidak bertanggung jawab. Kenapa bisa begitu? Begini ceritanya.

Disuatu pagi dihari Minggu, setelah aku berkeliling di SunMor dengan motorku tercinta, aku kembali dengan tujuan yang belum pasti. Sepanjang perjalanan aku berfikir, sebaiknya ke mana aku setelah ini? Setelah mendapat jawaban (yaitu ke warnet, of course) aku segera memilih jalan di selokan mataram yang dikhususkan untuk pengendara (dari arah ugm yang menuju ke jakal. maaf, aku sedikit susah untuk mendeskripsikan. bisa membayangkan sendiri kan?) yang ingin berbelok. Saat aku hampir sampai di ujung belokan (mengerti tidak? ayo , mainkan imajinasi kamu!) tiba-tiba dari arah berlawanan muncul pengendara motor dengan penumpang (tentu saja dengan motornya) yang ingin berbelok ke arahku. oh my god!! Setahuku belokan itu hanya dikhususkan untuk pengendara dari arahku saja. Kami hampir bertabrakan, n guess what? Si pengemudi (yang merupakan seorang bapak) malah memarahiku karena ingin belok, berkata bahwa aku tak tahu diri, bahwa jelas-jelas dia ingin berbelok juga. Hello!!!! Sepertinya korban disini adalah aku!! Tentu saja aku menjawab, bahwa kalau ingin berbelok bukan disini, bukankah ada tempatnya? Si penumpang (yang merupakan seorang ibu) malah sewot dan mengataiku “cuma anak kos”, sok tahu, bahwa dia sedang terburu-buru. OMG!!! So what kalau aku cuma anak kos? Apakah aku tidak berhak mendapatkan hak-hak seperti warga lainnya? Lalu, kalau terburu-buru, semua peraturan tidak berlaku? Oh tidak!!! Inilah salah satu faktor yang menyebabkan Indonesia tidak maju, selalu menjadi “negara yang sedang berkembang”. Semua peraturan menjadi tidak berlaku saat mereka berada dalam kondisi “sedang terburu-buru”. Selalu mencari pembenaran atas kesalahannya. Aku kesal sekali saat itu. Aku yang menjunjung tinggi asas “mematuhi peraturan” (ehm!), sangat kesal dengan dua makhluk itu. Oh, semoga saja mereka segera diberi kesadaran oleh Tuhan Yang Maha Esa. Amien…

Sebenarnya, banyak sekali pengendara yang seperti itu.

Yang suka seenakya saja, tidak peduli dengan orang lain.

So selfish.

Sebal..!!!!!!

Aku bingung, sebenarnya makna dari heartbreaker itu apa? Apakah sakit hati? Atau si penghancur hati? Terlepas dari semua itu, yang jelas aku benar-benar sedang sakit hati, karena kebodohanku sendiri. Terlalu terlena dengan sesuatu, terlalu berharap, terlalu pemalu, terlalu minder, terlalu sensitif, dan segala macam terlalu yang lain.

Aku masih bingung, kenapa bisa begini jadinya? Ada apa dengan diriku?

Tidak biasanya aku seperti ini.

Biasanya aku tak peduli, walau apapun yang terjadi.

Entah kenapa, semuanya membuatku menjadi tidak seperti diriku.

Apa ini? Yang selalu mengganggu pikiranku, mengacaukan sistem kerja otakku,

membuatku selalu termenung, berfikir, kenapa jadi begini?

‘Itu’ bukanlah sesuatu yang penting sebenarnya

entah kenapa aku selalu memikirkannya, atau lebih tepatnya selalu terpikirkan olehku.

padahal ‘itu’ bukanlah sesuatu yang berharga untuk dipikirkan..

tapi, sahabat setiaku, dengan kemanusiaannya berkata,

“Itu hal yang wajar, wajar jika kamu seperti ini, tak ada yang salah, itu sangat manusiawi”

sahabat yang baik, bahkan dia bersedia menjadi protokolku..

oh, what should i do?

Susah untuk menghindar, lagi pula pengecut namanya jika menghindar.

Hah, hidup memang susah..

Semoga ini segera berakhir…

Holla!!! Akhirnya, aku membuat sebuah blog! Sesuatu yang awalnya tidak kuhiraukan. Btw, sepertinya ada baiknya aku memperkenalkan diriku.

Oke, diawali dengan nama. Aku telah mengalami banyak hal dengan namaku yang ‘super’ ini. Nama lengkapku Azizah Al Aziz. Tapi aku biasa dipanggil ‘ezy’, or ‘eji’ (buat yang susah mengucapkan huruf ‘z’). Kalau berkenalan, aku selalu memperkenalkan diri sebagai ‘Ezy’. Untuk yang berhubungan dengan pendataan, aku memperkenalkan diri sebagai ‘Azizah’. Lumayan banyak juga teman-temanku yang protes dengan namaku. Ada yang bilang kalau namaku kebanyakan huruf ‘z’ nya. Ada yang protes nama panggilanku ga ada hubungannya dengan nama panjangku. Ada yang protes namaku merupakan sebuah kemubadziran (bagi yang mengerti). Kenapa mubadzir? Karena namaku terdiri dari kata dasar yang sama, yaitu ‘Aziz’. Dalam bahasa arab, untuk wanita disebut ‘Azizah’. Tapi, apapun yang terjadi, aku tetap suka dengan namaku. Terima kasih papa! “Apapun namanya, melati tetap harum…”

Aku kuliah di jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Gadjah Mada. Ini juga ada sejarahnya. Waktu aku les untuk persiapan SPMB di Nurul Fikri Depok, awalnya aku berniat untuk masuk UI. Setiap try out aku selalu mengisi UI di kolom jurusan yang dipilih. Dan setiap try out aku ga pernah diprediksikan lulus! Kasihan sekali aku.. Dua minggu sebelum SPMB aku memutuskan untuk ke Yogyakarta, mengikuti SPMB disini dan mendaftarkan diri di UGM. Aku benar-benar tidak menyangka bahwa aku akan lulus di jurusan HI UGM. Senang sekali rasanya waktu mengertahui bahwa aku lulus SPMB, apalagi lulus di jurusan HI. Tapi, sekarang aku sedikit ragu dengan diriku. Sanggupkah aku disini? Berjuang di HI UGM? Entahlah. Untuk saat ini aku masih merasa bahwa aku belum mampu. Aku masih harus banyak berjuang, lebih keras dari pada waktu aku berjuang untuk SPMB dulu. Bersemangat!!

Aku berasal dari sebuah daerah kecil di Riau, yang bahkan belum tercantum namanya di peta, tapi kaya akan minyak bumi, yaitu Duri. I love it so much!! Walaupun panas, sedikit gersang, tapi aku tetap suka. Di sanalah aku dibesarkan, dengan lingkungan yang sebenarnya bukan tempat yang tepat untuk membesarkan anak. Tapi tak mengapa, toh aku baik-baik saja. Aku tidak terpengaruh dengan lingkunganku yng seperti itu. Mungkin karena saat-saat puber, yaitu SMP aku di Jakarta. Jadi aku aman dari lingkungan yang seperti itu.

Aku sangat suka membaca. Entah itu novel, buku non fiksi, buku pelajaran atau buku kuliah (yang ini sedikit dipaksakan, ^^), komik, koran, apapun yang bisa dibaca akan kubaca. Ingat!! Buku adalah jendela dunia!!